Sanggul berasal dari daerah Sumatera Barat, tepatnya Kabupaten
Tanah Datar Kanagarian Pagaruyung, Kecamatan Tanjung Emas, Batu
Sangkar, yang diberi nama Lipek Pandan.
Sanggul ini dipakai oleh keturunan bangsawan maupun rakyat biasa
sewaktu menjadi pengantin (Anak daro) dan juga sewaktu berkunjung
pertama ke rumah mertua untuk mengantarkan nasi.
Untuk keperluan lain sanggul ini tidak boleh dipakai, Sanggul Lipek
Pandan ini masih dipakai untuk keperluan pengantin sampai akhir tahun
1930, sesudah itu adalah masa transisi karena diwaktu itu orang-orang
sudah mengenal sunting untuk penganten yang berasal dari Kabupaten
Padang Pariaman.
Semenjak tahun 1930 di Kabupaten Tanah Datar, orang juga sudah
mulai memaki sunting ini untuk keperluan penganten. Untuk sanggul ini
dibutuhkan rambut yang panjang, dimana waktu itu gadis-gadis Sumatera
Barat pada umumnya mempunyai rambut yang panjang sampai kelutut
malahan sampai menyapu lantai. Kalau tidak berambut panjang maka
akan diejek, ibarat burung puyuh tidak berekor seperti pantun;
Bajak laban sungkan laban
Pembajak sawah dilakuak
Duduk tampan, tagak pun tampan
Cacek saketek pendek abuak
Mistik/Pantangan Pemakaian Sanggul Lipek Pandan
Anak gadis tidak dibolehkan memakai sanggul ini karena kalau dia
telah pernah memakai sanggul ini maka sewaktu dia menjadi pengantin
nantinya dia tidak akan kelihatan cantik dan bersinar. Data sanggul ini
kami dapatkan dari hasil penelitian yang kami adakan ke nagari
Pagaruyung Batu Sangkar dengan mengadakan wawancara dengan
orang tua-tua yang ada di nagari tersebut. Banyak dari orang tua-tua
tersebut pernah mendengar nama sanggul ini tapi belum pernah
melihatnya dan tidak tahu cara membuatnya karena waktu itu beliau itu
masih kecil sekali.
2) Peralatan yang digunakan
a) Sisir, sisir sikat
b) Hair spray
c) Jepit rambut
d) Harnal
e) Cemara
Cara membuatnya
a. rambut dibagi menjadi dua bagian, bagian depan disasak
sesuai bentuk wajah dan rambut belakng diikat tepat di tengah atas bagian
belakang rambut ( 7 jari dari batas rambut bawah)
b. ikatkan cemara dan
disatukan dengan rambut asli, sisir dan rapikan.
c. Pegang pangkal cemara rambut, arahkan rambut ke bawah
sepanjang telapak tangan jepit dengan jepit bantuan, kemudian arahkan rambut ke
kiri dan ke atas, kemudian selipkan bagian bawah melalui rambut yang setelapak
tangan tadi, selanjutnya terus menuju bawah kanan dan kemudian diarahkan
kembali menuju atas (sehingga pada bagian bawah membentuk pita)
d. Sisa rambut arahkan pangkal ikatan rambut yang kemudian
diputarkan pada pangkal ikatan rambut sedemikian rupa. Rapikan dengan hair net
dan hair spray dan lepas jepit bantuan
e. Pasangkan aksesoris. Ornamen yang digunakan: a. 3 atau 5
buah kembang goyang yang disematkan pada bagian atas sanguul b. 2 bunga mawar
merah atau putih, segar atau korsase, disematkan pada bagian sisi kiri dan kanan
sanggul c. Bunga melati susun, diletakkan pada pangkal sanggul bagian atas
Dikutip dari tulisan : Rostamilis,
Bentuk Sanggul Lipek Pandan sanggul lipek pandan terbagi dalam dua macam bentuk yaitu : a. Lipek pandan malacuik kuduak berbentuk tatanan rambut yang simetris dan ada bagian sanggul yang menjuntai ke tengkuk, sehingga diberi nama malacuik kuduak dan bentuk tersebut disesuaikan dengan proses meletakkan sunting Tanah Datar yang pada umunya berbentuk “Tengkuluak”.
b. Sedangkan untuk sanggul lipek pandan suntiang cucuak dibentuk sesuai dengan posisi meletakkan sunting yang akan ditusukkan pada bagian puncak kepala. Sanggul yang berasal dari Tanah Datar itu merupakan sanggul kuno yang berbentuk “Papek Jo Kaik Bakaik” dan mengandung makna kelenturan serta kelembutan hati seorang perempuan di Minangkabau sebagai bundo maupun “Limpapeh Rumah nan Gadang” sementara kalau sanggul lipek pandan untuk sunting tusuk itu mempunyai fungsi sebagai dasar atau tempat menusukkan sunting tusuk